Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti (orde milimiter, relatif) sampai yang biasa-biasa saja (orde puluhan meter, absolut). (lebih…)

Departemen Pertahanan AS sendiri sudah punya rencana peningkatan kemampuan GPS dengan menambah 1 frekuensi baru L5 (1176,45 MHz) dengan kode sipil yang baru, kode C/A nanti juga akan ditransmisikan di frekuensi L2 dan kode baru M untuk digunakan eksklusif Departemen Pertahanan AS di frekuensi L1 dan L2. (lebih…)

Aplikasi GPS sangat beragam dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan penentuan posisi saja. Di udara, GPS digunakan sebagai salah satu alternatif peralatan navigasi pesawat terbang. Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain, penerima GPS paling mudah digunakan karena langsung memberikan posisi pesawat sehingga sangat cepat menjadi populer. (lebih…)

Untuk mengetahui posisi alat penerima, juga diperlukan informasi seberapa jauh alat penerima GPS dari satelit. Informasi ini didapat dari menyinkronisasikan timer di penerima dengan sinyal kode CDMA yang dikirim satelit GPS. (lebih…)

Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit Bumi di ketinggian 20.200 kilometer (Gambar 1). Orbit satelit dirancang sehingga setiap titik di Bumi dapat melihat paling sedikit empat satelit pada setiap saat. (lebih…)

Sebelum dikembangkannya sistem GPS, sistem satelit pertama disebut Transit (The Navy Navigation Satellite System) dan dioperasikan mulai tahun 1964. Transit tidak mempunyai piranti untuk mengetahui waktu dan waktu yang diperlukan receiver untuk menghitung posisinya sekitar 15 menit. Namun demikian banyak yang bisa dipelajari dari sistem ini. GPS adalah hasil kemajuan pesat yang diperoleh karena sistem Transit. GPS tujuan semula hanya digunakan untuk keperluan militer, baik untuk menunjukkan posisi secara tepat (positioning), membantu dalam memberikan arah (navigation), dan sistem pencapaian senjata, untuk menggantikan Transit dan juga sistem navigasi lainnya. (lebih…)

Prinsip kerja dari sensor ini memanfaatkan komponen opto elektronik yaitu LED dan LDR. Dimana LED berfungsi sebagai sumber cahaya yang menyinari test area yang kemudian akan diterima oleh LDR.. Dan LDR yang berfungsi sebagai receiver mendeteksi intensitas cahaya yang mengalami absorbansi oleh darah melalui test area. (lebih…)

Pada Thermocouple memanfaatkan beda workfunction dua bahan metal serhingga pengaruh sifat thermocouple pada wiring akan sedikit hilang sehingga pada Thermocouple ini akan mempunyai penyesuaian terhadap tingkat suhu dengan tegangan yang diberikan

Resistance Thermal Detector (RTD) ini menggunakan bahan metal ,prinsip kerja hamper sama dengan Thermistor maupun dengan Thermostat yaitu mengukur perbeedaan suhu lingkungan dengan pembacaan hasil pada tampilan LCD maupun Seven segment. (lebih…)

Sistem pendinginan mesin pada mobil kita mengandalkan juga sensor-sensor suhu (temperature sensor), baik diimplementasi secara mekanis maupun elektrik, hingga pengontrolan ECU dan Air Conditioning System. (lebih…)